Tips Mengatasi Risiko Olahraga Menyelam

Tips Mengatasi Risiko Olahraga Menyelam

Walau terkesan merupakan kegiatan yang menyenangkan, olahraga menyelam tidak dapat dianggap se-sepele itu. Bukan hanya kesiapan perlengkapan saja yang harus Anda periksa sebelum melakukan kegiatan penyelaman, kesiapan tubuh juga harus tetap dijadikan prioritas.

Semua keindahan yang laut sajikan mungkin dapat membuat Anda tertarik untuk mencoba, atau bahkan menekuni olahraga menyelam yang bernama ‘Scuba’ tersebut?

Scuba diving sendiri merupakan singkatan dari Self Contained Underwater Breathing Apparatus yang merupakan kegiatan menyelam di bawah permukaan air menggunakan alat bantu pernapasan seperti tabung udara.

Seperti salah satu kasus yang sedang ramai diperbincangkan, yaitu tentang meninggalnya relawan yang terlibat dalam operasi pencarian dan evakuasi pesawat Lion Air JT 610.

Almarhum Syachrul Anto yang merupakan relawan Badan SAR Nasional meninggal dunia saat tengah menyelam membantu pencarian puing-puing pesawat yang jatuh.

Namun sayangnya para rekan mengaku belum mengetahui kronologi mengenai penyebab korban meninggal, hal ini kerap kali dikaitkan dengan kemungkinan sang korban yang terkena gejala saat melakukan penyelaman tersebut.

Meskipun Scuba merupakan kegiatan yang cukup aman mengingat kegiatan tersebut ditunjang oleh perlengkapan dan lainnya, namun menurut situs Everydayhealt, sekitar 1 dari 2.000 orang dihantui oleh kematian selama penyelaman berlangsung.

Maka sebelum mencoba atau melakukan penyelaman berikutnya, berikul hal yang harus Anda ketahui mengenai potensi resiko “barotraumas” yang menghatui para penyelam, yaitu tentang rasa sakit yang disebabkan oleh perubahan tekanan udara sekitar.

Vertigo

Vertigo merupakan rasa pusing atau perasaan berputar yang dapat menjadi salah satu gejala serius barotraumas, dan perasaan berputar itu sangat berbahaya ketika Anda mengalaminya di bawah air karena dapat mengarah pada disorientasi.

Untuk mengatasi vertigo, Anda tidak disarankan untuk menyelam jika Anda sedang berada dalam kondisi pilek atau alergi. Namun jika sudah terlanjur, mengistirahatkan tubuh di tempat tidur serta mengonsumsi beberapa obat sesuai kebutuhan dapat dijadikan solusinya.

Tinnitus

Tinnitus merupakan adanya sebuah dering secara konstan pada bagian telinga, selayaknya vertigo. Kondisi tinnitus atau vertigo dapat disebabkan oleh kondisi telinga yang sedang bermasalah.

Seorang penyelam dapat mengalami kondisi ini karena berbagai faktor penyebab, seperti operasi, masalah perkembangan atau masalah bawaan yang membuat telinga bagian dalam lebih rentan terhadap tekanan sekitar.

Walaupun tidak ada obat untuk tinnitus, tetapi gejala tersebut dapat ditangani dengan alat yang membantu menutupi kebisingan.

Baca Juga Ungkapan Duka Istri Syachrul Anto, Penyelam yang Tewas Saat Evakuasi Lion Air
Kerusakan Paru dan Embolisme

Scuba diving ternyata juga dapat menyebabkan barotraumas yang serius terkait dengan paru-paru, dengan dasar gas di paru-paru kian membesar terlalu cepat, gelembung udara yang membesar dapat saja bocor.

Kondisi ini dapat menghalangi sirkulasi ke area penting seperti otak, ektremitas, dan jantung. Hal ini akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa bagi pengidapnya.

Saking berbahayanya, segala upaya harus dijalani oleh pengawasan medis yang profesional dan melibatkan ruang hiperbarik agar tidak berakibat fatal.

Penyelam yang terkena gejala ini ditempatkan di dalam ruangan yang tekanannya meningkat, agar gelembung gas di seluruh tubuh larut, lalu tekanan itu perlahan diturunkan dan dapat diulang untuk memastikan pemulihan sang korban.

Hipotermia

Hipotermia merupakan kondisi di mana tubuh mengalami kesulitan untuk mengatasi tekanan suhu dingin, maka jika Anda menyelam di dalam air yang dingin, hipotermia merupakan risiko utama yang dapat Anda temui.

Cara terbaik untuk mencegah hipotermia adalah menggunakan peralatan yang tepat agar dapat menghindari area yang berpotensi kehilangan panas yang signifikan serta melakukan penyelaman dengan paduan profesional yang telah berpengalaman.

Fly

Ketka Anda kehabisan udara, ada satu risiko barotraumas yang berpotensi menghantui. Perubahan ekstrim dalam tekanan tubuh juga menghadirkan risiko kesehatan, misalnya depresi.

Mengkonsultasikannya kepada dokter merupakan cara yang paling tepat jika Anda ragu. Organisasi penyelam pun menyarankan untuk menunggu setidaknya 12 jam setelah melakukan penyelaman dan 18 jam setelah penyelaman terakhir jika Anda sudah pernah melakukan kegiatan menyelam sebelumnya.



Di tulis oleh: