Ini yang Terjadi Kalau Korban Virus WannaCry Bayar Tebusan

Pelaku penyebar virus ransomware WannaCry diketahui meminta korban membayar uang tebusan sebesar US$200 hingga US600 jika ingin mendapatkan kembali data mereka. Namun sejumlah lembaga keamanan dunia mengimbau masyarakat atau lembaga tidak menuruti permintaan pelaku

Lantas apa yang sebenarnya akan terjadi jika korban memilih untuk membayar uang tebusan? Apakah itu hanya tipuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang, sementara data tidak bisa didapatkan kembali?

Peneliti keamanan siber dari Hacker House, Matthew Hickey mengatakan WannaCry berbeda dengan virus ransomware tradisional di masa lalu.

WannaCry memiliki saluran otomatis yang menerima data pembayaran dan dioperasikan oleh manusia.

“Ada sosok manusia yang menjadi operator untuk mengaktifkan dekripsi. Setidaknya akan ada tiga situasi yang mungkin terjadi jika korban memilih membayar uang tebusan,” ungkap Hickey seperti dilansir IBTimes.

Ketiga situasi yang dimaksud Hickey yakni pemilik data tidak mendapatkan kembali data mereka, korban melakukan negosiasi uang tebusan, dan ketiga korban bisa mendapatkan kembali semua data mereka.

Asisten presiden AS di bidang keamanan dalam negeri dan kontraterorisme, Tom Bossert mengatakan situasi pertama membuat pelaku berhasil mengumpulkan uang sekitar US$70 ribu. Meski telah membayarkan sejumlah uang, para korban mengaku tetap tidak memiliki akses ke data pribadi mereka.

Sementara bagi kalanga pelajar, membayar uang tebusan dengan nilai yang tidak sedikit terasa tidak mungkin. Seorang pria di Taiwan yang menjadi korban peretasan mengaku melakukan trik kedua: menegosiasikan uang tebusan.

Pria asal Taiwan itu mengaku hanya mengantongi pendapatanUS$400 dan ia tidak sanggup membayar US$300. Seakan merasa iba, peretas justru tidak meminta bayaran dan memberikan kembali data sang pemilik.

Pada kondisi lain, seorang pengguna mengaku hanya sanggup bayar US$0,43 setelah melakukan negosiasi panjang dengan sang peretas. Meskipun negosiasi berhasil, namun tidak diketahui apakah ia berhasil mendapatkan datanya kembali.

Sementara sebagian besar korban berkeras tidak membayarkan uang tebusan dan berhasil mendapatkan kembali data mereka. Meski tidak ada angka resmi, sejumlah periset meyakini opsi ketiga ini berhasil dilakukan oleh sejumlah perusahaan untuk mendapatkan data mereka tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. (evn)


Di tulis oleh: